Monday, June 4, 2007

Suratku Untuk Bung Karno

Dimana Pancasilamu Kini Berada?

Bung Karno yang terhormat,
Aku tahu, kau pasti tidak mengenaliku. Tapi aku sedikit mengenalmu. Aku tahu katanya kaulah yang mendirikan negara ini. Katanya pidatomulah yang menggetarkan hati rakyat Indonesia sehingga mau kau ajak untuk melawan Belanda. Padahal rakyatmu hanya punya bambu runcing, sedangkan Belanda punya senapan dan meriam. Suaramu pula yang telah menyentuh hati seorang pencopet seperti Nagabonar mau berjuang membela tanah airnya. Katanya, kenekatanmu bersama Bung Hatta memproklamasikan negara ini telah menjadikanmu Bapak Bangsa ini.

Bung Karno Bapakku,
Boleh kan aku memanggilmu seperti itu? Meski aku sadar tidak punya hubungan biologis seperti putra-putrimu. Tidak juga punya hubungan ideologis seperti anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) yang kau dirikan, atau pengurus PDI Perjuangan yang dipimpin salah seorang putrimu Megawati. Juga bukan aktivis partai beraliran nasionalis yang selalu mengklaim sebagai pewaris ideologimu. Tapi, aku tiba-tiba harus terlahir sebagai anak bangsa yang telah kau lahirkan. Maka aku merasa berhak menganggapmu sebagai seorang bapak dan mengadu kepadamu.

Bung Karno,
Aku ingin mengadukan hilangnya Pancasila yang telah engkau lahirkan 1 Juni, 62 tahun yang lalu. Sebuah dasar negara yang kau wariskan pada bangsa ini sebagai pedoman untuk membangun peradaban. Aku tahu, kau sadar betapa primitifnya peradaban bangsa ini sehingga kau menganggap tidak bisa membiarkan mereka hidup dengan menggali budaya-nya sendiri. Aku tahu engkau juga sadar betapa malsnya bangsamu berpikir sehingga kau harus merumuskan lima hal yang harus diwujudkan agar negara yang baru kau lahirkan memberikan ksejahteraan kepada rakyatnya dan kemaslahatan bagi dunia.

Bung,
Tapi lihatlah dari kuburmu apa yang terjadi sekarang. Lima sila yang kau lahirkan kini hanya menjadi slogan kosong belaka. Aku memang hafal betul dengan lima sila itu. Bagaimana tidak? Sejak SD hingga kuliah aku harus menghafalkannya minimal setiap senin ketika upacara bendera. Tapi aku selalu bingung ketika harus mencarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Bung,
Aku hafal di luar kepala kalau sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Aku tidak percaya kalau kau menginginkan Ketuhanan yang individual seperti ini. Tidak ada dari Bangsa ini yang tidak punya Tuhan. Tapi kenapa ketidakjujuran menjadi budaya bangsa? Bung, negerimu yang kamu lahirkan selalu menduduki posisi 10 besar negeri terkorup di dunia. Walaupun negerimu ini punya orang yang bergelar haji paling banyak dunia. Meski negaramu ini punya tempat ibadah paling banyak di dunia. Biarpun, bangsamu ini punya hari raya keagamaan yang harus diperingati paling banyak di dunia. Bahkan, kau pasti akan menangis jika melihat kenyataan anak-anakmu yang mencoba berbuat jujur justru dianggap mencemarkan nama baik. Kau tidak percaya? Tanyalah pada anggota Komunitas Air Mata Guru di Medan sana.

Bung Karno,
Kau menuliskan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Tapi lihatlah kemanusiaan macam apa yang dipertontokan oleh “anak-anakmu” sekarang? Bangsa ini sekarang sudah terkenal sebagai bangsa yang mudah berbuat kekerasan terhadap saudaranya yang lain dengan dalih agama, suku dan segala macamnya. Bahkan tentara yang sudah dibelikan senjata oleh rakyat tega menembaki orang yang telah membiayainya. Itulah yang sekarang dipertontonkan Marinir di Pasuruan sana.

Bung,
Persatuan Indonesia yang kau impikan sehingga kamu tulis menjadi sila ketiga kini hanya menjadi impian belaka. Bentuk negara mu memang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tapi kau jangan senang dulu Bung, tidak ada orang yang bangga menjadi Bangsa Indonesia seperti cita-sitamu melakukan “nation building”. Mereka lebih bangga menjadi Bangsa Jawa, Bangsa Aceh, Bangsa Melayu dan sebagainya. Kalau boleh meminjam istilah-nya Ben Anderson, Bangsa Indonesia hanyalah imajinasimu belaka.

Bung Karno,
Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Bung, ini sila yang paling susah kuhafal. Sila ini juga yang paling aku tidak tahu wujudnya dalam kehidupan nyata. Entah apa yang kau bayangkan ketika merumuskan sila ini. Apakah kau menyuruh bangsamu selalu mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan? Atau apakah kau menginginkan rakyatmu tidak saling menindas dalam perbedaan? Apapun, yang jelas sekarang negaramu ini mempraktekkan namanya dominasi yang kuat atas yang lemah. Yang mayoritas menindas yang minoritas. Yang sedikit “mengkadali” yang banyak.

Bung,
Untuk sila kelima aku taku menceritakannya karena akan membuatmu tambah sedih. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia sekarang telah menjadi kosakata yang hilang dari bahasa sehari-hari.

Bung Karno,
Aku tidak tahu ini membuatmu tambah sedih atau tidak. Tapi aku tidak tahu kepada siapa aku harus mengadu kalau tidak padamu. Kalau kau menangis setelah membaca ini, menangislah. Yang pasti, inilah negara yang telah kamu lahirkan.

Cangkem Turahe Faisol
Utan Kayu, 4 Juni 2007
11.00 WIB
TS

5 comments:

playingdrama said...

Hey Sol,
Ben Anderson bisa juga dikontekstualisasikan ke Pancasila yah? he he he.. berpikir global, bertindak lokal, boleh juga.. gimana kabarmu di utan kayu sol?

Ahmad Faisol said...

Halo Gil,
aku di utan kayu serasa bermimpi menciptakan komunitas yang menghargai kebebasan berfikir, kebebasan pers dan kebebasan berekspresi. sekali lagi ini masih mimpi.

playingdrama said...

Hey, kenapa mimpi? aku mendapat kesan kamu tidak mempercayai mimpimu yang bisa kamu realisasikan itu. Kenapa ragu untuk bermimpi? kamu beruntung bisa mengaktualisasikan (dan mungkin mengkonfrontasikan) pikiranmu ke dalam sebuah komunitas yang mampu mengakomodasikan hal itu, dimana kebanyakan yang lainnya masih kurang beruntung atau tidak beruntung sama sekali karena keterbatasan ruang dan waktu, atau mungkin belum mendapat kesempatan itu.
Terus terang, aku cukup menikmati kunjunganku ke blogmu ini karena aku belajar banyak dari lugasnya tulisanmu ttg carut marutnya indonesia saat ini. Dari sini aku selalu menekankan kepada diriku sendiri, ah betapa masih banyaknya tugas kita untuk membenahi indonesia menjadi tempat yang lebih baik untuk anak-anak kita nanti..
bukannya ingin terkesan heroik, tapi ketika kita keluar dari akuarium kita dan belajar hidup di danau yg lebih besar, pertanyaan2 eksistensial ttg kedirian kita, ataupun darimana akar kita kadangkala akan selalu menyeruak ke permukaan. Dan aku tidak akan mengingkari bahwa keterikatan emosionalku dgn indonesia masih sangat kuat! itulah kenapa aku belajar dari tulisanmu melihat situasi indonesia dari sisi yang lain, sisi yang kritis tentu saja ;), sebagai sebuah bentuk bahwa aku juga masih ada rasa peduli dgn Indonesia.. he he he..
jadi tunggu apa lagi? ayo menulis lagi! =)

Anonymous said...

I dont know sir ! saya juga tidak tahu mengapa pancasila Bung Karno ini sekarang seperti ini. Dan Mengapa juga Bung Karno harus capek-capek memikirkan Pancasila kalau toh pada praktiknya Pancasila yang kita punya hanyalah slogan belaka. Sebetulnya saya peduli sekali terhadap Bangsa ini, saya cinta tanah air ini, saya pun rindu akan sosok tokoh yang dapat membawa bangsa ini terbebas dari urutan 10 negara terkorup didunia ini, saya pun rindu terhadap sosok tokoh yang dapat membawa bangsa ini masuk kedalam ruang kemerdekaan yang tertata apik, bukan hanya mengantarkan dipintu gerbang kemerdekaan seperti dalam pembukaan UUD 45 itu. dari 200 juta lebih penduduk Indonesia apakah tidak ada satu diantaranya ?
kemanakah mereka .. ?
Untung saja saya memiliki satu ideologi yang dapat membawa kita sebagai umat manusia kedalam kebahagiaan, bukan seperti pancasila yang marut sekarang ini, untung saya memiliki Alquran, sebagai landasan saya dalam berpijak dan mengarungi bangsa yang saya tempati ini. Dan saya berharap semoga mereka, seorang, sekelompok orang, maupun golongan berkepentingan mau berpegang kepada Alquran. Agar bangsa ini terlepas dari laknatNYA.

Anonymous said...

World Of Warcraft gold for cheap
wow power leveling,
wow gold,
wow gold,
wow power leveling,
wow power leveling,
world of warcraft power leveling,
world of warcraft power leveling
wow power leveling,
cheap wow gold,
cheap wow gold,
buy wow gold,
wow gold,
Cheap WoW Gold,
wow gold,
Cheap WoW Gold,
world of warcraft gold,
wow gold,
world of warcraft gold,
wow gold,
wow gold,
wow gold,
wow gold,
wow gold,
wow gold,
wow gold
buy cheap World Of Warcraft gold q3m6j7az